hitam putih kehidupan
hitam putih kehidupan |
Kali ini saya sedang ingin meracau tentang hitam putih. Hitam putih dalam tulisan saya ini bukan hanya menyatakan yang tentang dua warna. Melainkan tentang hitam putih yang telah mengalami pemaknaan yang luas. Dimana hitam putih telah diasosiasikan dalam penggolongan manusia dan tindakannya. Juga bisa diasosiasikan dengan surga dan neraka. Juga bisa untuk suci dan sesat. Hitam putih yang bagian dari dualitas.
Nah, saya sendiri
memandang hitam putih dalam kehidupan ini dengan sikap yang mendua. Dimana
memang benar kehidupan ini hitam putih, tapi tidak benar juga kehidupan ini
hitam putih. Hehehehe… plinplan ya? Tidak mengapa , karena memang begitulah
sejujurnya saya memandang kehidupan sampai saat tulisan ini dibuat. Dan sekedar
untuk pembenaran, maka akan saya coba menjelaskan kenapa saya berpandangan
sedemikian tidak konsisten.
Begini. Ketika
kita memandang bahwa hidup ini hanya terdiri dari hitam putih, dan dengan
sangat yakin menggolongkan orang-orang kedalam warna tersebut maka saya
memandang hal tersebut adalah sudah tidak tepat. Ketidak tepatan itu lebih
kepada bahwa kita manusia sangat terbatas kemampuannya. Bahwa manusia jelas
tidak mengenal orang-orang sampai ke kedalaman yang membuat kita bisa
menggolongkan seseorang itu masuk golongan hitam atau putih.
Namun, ketika
kita memandang bahwa kondisi hitam putih untuk menggambarkan bahwa hanya ada
dua kondisi untuk manusia yakni hanya ada selamat dan tidak selamat, maka itu
sudah tepat. Bahwa tidak ada yang setengah selamat atau setengah tidak selamat.
Selamat dan tidak selamat ini bisa juga diartikan sebagai yang hak dan yang
bathil. Hitam putih dalam hal ini memang sepertinya terasa tidak menyenangkan.
Tapi mau bagaimana lagi, jika memang sudah begitulah adanya.
Adapun kesimpulan
dari racauan saya kali ini adalah bahwa manusia itu memang benar dihadapkan
pada kondisi hitam putih. Hitam putih dalam artian yang selamat dan tidak
selamat. Tapi manusia sendiri (karena tidak bisa membaca kekedalaman jiwa
manusia lainnnya), tidak akan mampu menentukan mana manusia yang masuk kondisi
hitam, dan mana manusia yang masuk kondisi putih. Jadi ya menjadi tidak jelas
juga akhirnya.
Sepertinya hanya
Tuhan yang jelas akan hitam putihnya manusia tersebut. Maka kita serahkan saja
penggolongan tersebut kepadaNya jika begitu. Anda setuju bukan? Tapi jika anda
masih penasaran ingin menggolongkan, saran saya sih berusaha dulu untuk menyatu
denganNya. Maka nantinya niscaya akan bisa tahu mana yang hitam mana yang
putih. Tanpa perlu terganggu akan kerelatifan.
:)
:)
Posting Komentar