Jumat, 15 Februari 2013

hitam putih kehidupan


hitam putih kehidupan


Kali ini saya sedang ingin meracau tentang hitam putih. Hitam putih dalam tulisan saya ini bukan hanya menyatakan yang tentang dua warna. Melainkan tentang hitam putih yang telah mengalami pemaknaan yang luas. Dimana hitam putih telah diasosiasikan dalam penggolongan manusia dan tindakannya. Juga bisa diasosiasikan dengan surga dan neraka. Juga bisa untuk suci dan sesat. Hitam putih yang bagian dari dualitas.
Nah, saya sendiri memandang hitam putih dalam kehidupan ini dengan sikap yang mendua. Dimana memang benar kehidupan ini hitam putih, tapi tidak benar juga kehidupan ini hitam putih. Hehehehe… plinplan ya? Tidak mengapa , karena memang begitulah sejujurnya saya memandang kehidupan sampai saat tulisan ini dibuat. Dan sekedar untuk pembenaran, maka akan saya coba menjelaskan kenapa saya berpandangan sedemikian tidak konsisten.
Begini. Ketika kita memandang bahwa hidup ini hanya terdiri dari hitam putih, dan dengan sangat yakin menggolongkan orang-orang kedalam warna tersebut maka saya memandang hal tersebut adalah sudah tidak tepat. Ketidak tepatan itu lebih kepada bahwa kita manusia sangat terbatas kemampuannya. Bahwa manusia jelas tidak mengenal orang-orang sampai ke kedalaman yang membuat kita bisa menggolongkan seseorang itu masuk golongan hitam atau putih.
Namun, ketika kita memandang bahwa kondisi hitam putih untuk menggambarkan bahwa hanya ada dua kondisi untuk manusia yakni hanya ada selamat dan tidak selamat, maka itu sudah tepat. Bahwa tidak ada yang setengah selamat atau setengah tidak selamat. Selamat dan tidak selamat ini bisa juga diartikan sebagai yang hak dan yang bathil. Hitam putih dalam hal ini memang sepertinya terasa tidak menyenangkan. Tapi mau bagaimana lagi, jika memang sudah begitulah adanya.
Adapun kesimpulan dari racauan saya kali ini adalah bahwa manusia itu memang benar dihadapkan pada kondisi hitam putih. Hitam putih dalam artian yang selamat dan tidak selamat. Tapi manusia sendiri (karena tidak bisa membaca kekedalaman jiwa manusia lainnnya), tidak akan mampu menentukan mana manusia yang masuk kondisi hitam, dan mana manusia yang masuk kondisi putih. Jadi ya menjadi tidak jelas juga akhirnya.
Sepertinya hanya Tuhan yang jelas akan hitam putihnya manusia tersebut. Maka kita serahkan saja penggolongan tersebut kepadaNya jika begitu. Anda setuju bukan? Tapi jika anda masih penasaran ingin menggolongkan, saran saya sih berusaha dulu untuk menyatu denganNya. Maka nantinya niscaya akan bisa tahu mana yang hitam mana yang putih. Tanpa perlu terganggu akan kerelatifan.
:)

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds